10 Karakter Unik Konsumen Indonesia
Marketing.co.id-
Respon terhadap ulasan tentang 10 karakter unik konsumen Indonesia sungguh
menarik. Konsep yang saya gagas ini dan kemudian diulas khusus secara tuntas
oleh Majalah Marketing dan mendapatkan respon yang positif walau beragam.
Justru, kontradiksi pendapat yang disampaikan oleh para pembaca ini memberikan
nuansa yang menarik sebagai bahan untuk dikaji lebih mendalam oleh para
praktisi pemasaran di Indonesia.
Memang, tambahan kata ”unik” dari
judul tersebut saja sudah memancing berbagai reaksi. Sebagian besar marketer
terlihat setuju dengan proposisi yang saya kemukakan dan sebagian mengatakan
bahwa keunikan dari karakter ini tidaklah terlalu terlihat. Demikian pula kata
“10 karakter” juga mendorong banyak pertanyaan lanjutan. Apakah hanya 10
karakter? Adakah karakter yang lain? Apakah beberapa karakter tidak saling
berhubungan?
Terlepas dari pro dan kontra,
sebagian besar marketer berpendapat bahwa gagasan ini berguna untuk mempelajari
lebih dalam mengenai sikap, perilaku dan kebiasaan konsumen Indonesia. Sebagian
besar pembaca dan praktisi pemasaran Indonesia juga sependapat bahwa proposisi
ini juga memberikan aspirasi bagi mereka untuk menformulasikan strategi yang
tepat bagi pengembangan brand mereka di pasar Indonesia.
Bagi saya, setiap marketer bukan
hanya perlu merenungkan apakah setiap karakter ini sesuai bila diterapkan untuk
produk dan brand mereka, tetapi harus melihatnya dari perspektif yang
lebih jauh. Karakter konsumen yang mencakup sikap dan perilaku, bukanlah
sesuatu yang statis. Mereka juga berkembang dan berubah. Konsumen akan
mempunyai persepsi yang baru, memori yang baru, dan pengalaman yang baru dalam
kehidupan mereka sebagai konsumen.
Bila demikian, maka sangatlah penting bagi marketer untuk menjawab
pertanyaan seperti: apakah 10 karakter konsumen Indonesia ini akan semakin
menguat atau melemah? Dengan kata lain, apakah karakter tersebut akan semakin
terlihat nyata atau semakin bergerak menuju arah yang berlawanan? Pertanyaan
seperti ini kritikal bagi para marketer dalam menformulasikan strategi ke
depan. Bila tren semakin menguat, maka marketer tentunya harus membuat semua
strategi yang sesuai dengan karakter tersebut. Sebaliknya, bila tren
menunjukkan perubahan karakter yang berlawanan, maka marketer akan memiliki
peluang untuk memenangkan persaingan melalui strategi yang melawan karakter
konsumen saat ini, tetapi sejalan dengan perubahan di masa mendatang.Bagaimana Anda sendiri memprediksi perubahan setiap karakter? Mari kita lihat satu per satu dari 10 karakter yang melekat pada sebagian besar konsumen Indonesia. Karakter pertama adalah konsumen Indonesia yang cenderung mempunyai memori yang pendek. Mereka adalah konsumen yang lebih fokus kepada manfaat produk jangka pendek. Mereka adalah konsumen yang pembosan dan cepat lupa. Apa tren ke depan? Saya yakin, tren yang terjadi adalah bahwa karakter ini akan semakin melemah. Dari waktu ke waktu, konsumen Indonesia akan semakin menggunakan memori jangka panjangnya. Mereka akan semakin siap untuk menerima suatu produk yang memberi manfaat jangka panjang. Bila demikian, akan ada kesempataan bagi produsen yang mengedukasi pelanggan untuk tidak hanya berpikir jangka pendek tetapi mau menerima setiap manfaat jangka panjang.
Akan ada kesempatan yang semakin besar bagi asuransi untuk menjual produk dengan manfaat jangka panjang. Pasar bagi vitamin dan makanan yang menyehatkan dalam jangka panjang akan semakin mendapatkan peluangnya. Pertanyaannya, kapan perubahan ini akan terjadi? Inilah yang akan tetap menjadi pertanyaan yang harus dijawab dari tahun ke tahun melalui riset customer insight.
Karakter kedua adalah konsumen Indonesia yang cenderung tidak memiliki perencanaan. Bagaimana trennya? Saya yakin, dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin melemah. Dengan kata lain, karakter sebaliknya akan semakin terbangun. Konsumen Indonesia akan semakin lebih banyak menggunakan pola pembelian yang terencana. Jumlah pembelian secara impulsive akan semakin berkurang. Mereka cenderung untuk mempunyai skedul yang lebih teratur. Mereka akan terbiasa melakukan pemesanan terlebih dahulu. Jasa delivery akan semakin berkembang. Jasa yang membutuhkan pre-booking seperti airline dan hotel juga akan semakin berkembang.
Karakter ketiga adalah konsumen Indonesia yang cenderung berkelompok dan suka berumpul. Apa tren ke depan? Mudah diduga, konsumen kita akan semakin memperlihatkan karakter yang berlawanan. Mereka akan cenderung semakin individualistik. Sejalan dengan tingkat pendidikan dan kelas sosial yang semakin meningkat, maka konsumen sudah mulai membatasi kehidupannya yang berkelompok. Mereka lebih tidak mudah dipengaruhi oleh perilaku kelompok dalam menentukan produk atau jasa yang akan mereka beli dan gunakan.
Karakter keempat adalah konsumen Indonesia yang tidak adaptif terhadap
teknologi baru. Dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin berlawanan
arah. Konsumen Indonesia yang memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi,
sudah pasti akan semakin adaptif terhadap teknologi tinggi. Penetrasi
teknologi tinggi akan semakin cepat. Kelompok early adopter akan semakin
besar. Tapi, hal ini akan berlaku untuk generasi yang akan datang. Jadi, paling
tidak dibutuhkan 10 tahun lagi untuk melihat konsumen Indonesia yang adaptif
terhadap teknologi tinggi seperti konsumen di Singapura.
Karakter kelima adalah konsumen Indonesia yang cenderung fokus kepada
konteks dan bukan konten. Ini terjadi karena konsumen kita tidak mencerna
jumlah informasi yang memadai sebelum memutuskan untuk memilih dan membeli
suatu produk. Dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin melemah. Mereka
akan mencerna informasi lebih banyak dan mereka akan menjadi konsumen yang
semakin pandai dalam melakukan evaluasi. Ini terjadi karena konusmen kita
cenderung untuk membaca media cetak lebih banyak.
Karakter keenam adalah konsumen Indonesia yang menyukai produk luar
negeri. Kalau kelima karakter sebelumnya memiliki tren yang berlawanan
atau karakter yang ada semakin melemah, maka untuk karakter keenam ini, saya
yakin, akan semakin kuat di masa mendatang. Konsumen Indonesia semakin tidak
percaya akan kemampuan produk dalam negeri. Mereka semakin menyukai produk
impor atau produk yang memiliki embel-embel luar negeri. Mereka semakin percaya
bahwa produk luar negeri memiliki kualitas yang lebih baik. Selain itu,
konsumen Indonesia yang mempunyai rasa nasionalisme yang tipis, juga akan
mendorong karakter keenam ini justru semakin menguat.
Karakter ketujuh adalah konsumen yang semakin memperhatikan masalah
religius. Sama seperti karakter keenam, maka karakter yang ketujuh ini juga
cenderung akan semakin kuat. Pangsa pasar dari produk-produk yang mempunyai
nilai-nilai agama akan semakin besar. Konsumen Indonesia akan semakin sensitif
terhadap agama dan kepercayaan yang mereka anut. Bank syariah akan semakin
maju. Produk seperti buku, musik, makanan, telekomunikasi, dan bahkan media
yang membawa pesan-pesan keagamaan akan semakin mendapatkan kesempatan untuk
berkembang.
Karakter kedelapan adalah konsumen yang suka pamer dan gengsi. Karakter ini
juga akan semakin menguat. Tren ke depan akan semakin memperlihatkan konsumen
Indonesia yang senang mendapat pujian dari lingkungan sekitarnya untuk
masyarakat bawah. Mereka akan memamerkan produk yang mereka beli di mana
sebagian masyarakat tidak mampu membelinya. Golongan atas akan memperhatikan
status mereka. Mereka tetap akan membeli mobil yang memberi kesan mewah. Mereka
akan membeli produk-produk branded yang memberikan perasaan gengsi
kepada mereka.
Bagaimana dengan tren untuk karakter
kesembilan, yaitu konsumen Indonesia yang banyak dipenagruhi oleh subculture?
Konsumen Indonesia akan semakin memperlihatkan persamaan daripada perbedaaan
karena suku dan geografis. Mobilitas akan semakin meningkat sehingga
mereka cepat belajar keragaman di antara konsumen yang lain. Kekuatan
produk-produk nasional yang semakin mengkikis kekuatan produk-produk lokal juga
menjadi penyebab konsumen Indonesia akan cenderung sama untuk semua daerah dan
suku. Globalisasi juga akan mempercepatnya proses persamaan ini terutama untuk
segmen anak muda dan affluent. Mereka cenderung tidak banyak dipengaruhi
oleh adat-istiadat atau kebiasaaan daerah mereka dalam memilih dan mengkonsumsi
suatu produk dan layanan.
Karakter kesepuluh, yaitu konsumen Indonesia yang tidak peduli terhadap
lingkungan, akan mengalami tren sebaliknya. Dengan semakin tingginya tingkat
pendidikan dan juga tekanan globalisasi, maka kosnumen Indonesia akan semakin
memerhatikan lingkungan. Walaupun demikian, saya yakin, prosesnya akan lama.
Minimal, dibutuhkan waktu selama 15 hingga 20 tahun untuk menciptakan konsumen
Indonesia yang mempunyai kesadaran lingkungan seperti negara-negara yang
relatif maju. Mungkin dibutuhkan lebih dari 30 tahun untuk membuat kesadaran
terhadap lingkungan seperti konsumen di Amerika.
Inilah pandangan saya terhadap
karakter konsumen Indonesia dan tren-nya di masa mendatang. Bila tren
menunjukkan bahwa karakter yang ada akan semakin melemah, maka Anda bisa
memikirkan strategi yang melawan karakter yang ada karena segmen dengan
karakter sebaliknya akan bertumbuh. Bila karakter semakin menguat, maka sebaliknya
Anda melakukan semua strategi yang konsisten dengan karakter yang ada.
Pertanyaan yang kritikal adalah seberapa cepat perubahan karakter ini akan
terjadi? Waktu sajalah yang akan membuktikan. Tugas kita sebagai marketer
adalah untuk memprediksi kecepatan karakter konsumen untuk berubah. Siapkah
Anda?
Zarkasi bersama mandiri sahabatku bekerja sama
dengan UCEC dan bang mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar