Kamis, 25 Februari 2010

Agar Anak Sehat


SEMUA orang tua tentu menginginkan memiliki anak yang sehat dan cerdas. Tentu saja anak yang sehat dan cerdas tidak begitu saja lahir tanpa dipersiapkan sebaik mungkin oleh orang tua.
Orang tua harus mengetahui priode emas pertumbuhan otak yang harus di perhatikan sejak dini. Selain itu, orang tua juga perlu mengetahui gangguan-gangguan terhadap proses tumbuh kembang yang dapat menghambat perkembangan fisik si anak.
Dan ternyata, masalah gizi buruk tidak hanya di alami oleh keluarga-keluarga miskin yang memang tidak mampu memenuhi nutrisi si anak. Hasil surve juga menunjukkan, bahwa gizi buruk juga mengancam keluarga-keluarga mampu yang juga akan mengganggu pertumbuhan anak.

TIPS MEMBANGUN PILAR-PILAR KESEHATAN
~Masa Emas Pertumbuhan Otak
Risiko anak Balita (dibawah usia lima tahun)yang menderita gizi kurang pada dua tahun pertama atau awal kehidupannya maka pertubuhan otak tidak berkembang maksimal karena dalam masa itu 80% sel-sel otaknya sudah terbentuk.
JADI,walaupun anggaran pendidikan di naikkan, kalau pada masa Balita anak-anak mengalami gangguan pertumbuhan maka kelak pada waktu sekolah tidak akan menjadi yang cerdas, pertumbuhan fisiknya pendek, produksivitas menurun dan pada masa tuanya akan mudah terserang penyakit degeneratif seperti kanker, hipertensi dan lain-lain.
Demikian penjelasan Dr Racmi Untoro, MPH Direktur Gizi Masyarakat Ditjen Bina Kesmas Depkes kepada wartawan usai penutupan seminar Internasional tentang pertumbuhan anak dan kemiskinan di jakarta. Dr rachmi utomo menambahkan secara anatomis otak berkembang baik pada usia dua tahun pertama apabila memperoleh asupan gizi secara baik. Tetapi jika asupan gizinya kurang maka perkembangan otaknya tidak berkembang atau biasa di kenal dengan otak kosong.
untuk memantau tumbuh kembang anak Balita harus di lakukan orang tua dengan membawa anak Balita e posyandu terdekat setiap bulan. Selain itu pemantauan juga harus di lakukan oleh kader kesehatan atau tokoh masyarakat setempan.. Di era desentralisasi, peran pemda dan DPRDsangat menentukan agar penglokasian anggaran cukup untuk pendidikan dan kesehatan.
Perhatian terhadapasupan gizi Balita harus di tingkatkan, karena akhir-akhir ini negara menghadapi masalah gizi yang cukup memprihatinkan. Berdasarkan survei (susenas)th 2000, 75% dari total kabupaten menghadapi masalah gizi pada Balita diatas 20%. Sedangkan jumlah penderita gizi burukpada anak Balita semenjak tahun 1989-2000 tidak terjadi perubahan.
Pada tahun 1989 dengan total penduduk 177.614.965 orang. Ksus gizi buruk pada balita adalah 1.342.796 anak. Sedangkan pada th 2000 dg total 203.456.005 orang, kasus gizi buruk pd balita adalah 1.348.181 anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar